%A Sumarsono, Addy %A Fauziah, Miftahul %D 2022 %T EVALUASI KONDISI PERKERASAN, PENANGANAN DAN NILAI SISA PERKERASAN LENTUR JALAN DENGAN METODE BINAMARGA 2013 DAN METODE MEKANISTIK EMPIRIK (Studi Kasus : Jalan Jogja-Solo Km 14+800 – 16+800) %K %X Ruas Jalan Jogja-Solo termasuk Jalan Nasional dan berfungsi sebagai jalan arteri dengan panjang jalan ± 60 km. Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kinerja jalan untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi jalan guna menjamin kualitas perkerasan jalan, maka diperlukan pendekatan perencanaan dan desain perkerasan jalan. Perencanaan ini dilakukan pada ruas Jalan Nasional Jogja-Solo atau Ruas Janti-Prambanan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan desain perencanaan overlay perkerasan jalan dengan metode empirik dan mekanistik-empirik. Metode empirik menggunakan metode Bina Marga 2013 dengan Manual Desain Pekerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013 dan metode mekanistik-empirik menggunakan program KENPAVE. Penelitian ini juga untuk mengetahui bagaimana kondisi kelayakan jalan dan jenis pemeliharaan jalan, penambahan tebal lapis perkerasan (overlay) menggunakan 3 metode yaitu metode bina marga SKBI 1987, metode bina marga 2013 dan metode mekanistik-empiris serta memprediksi berapa sisa umur pelayanan jalan ketika dibebani dengan beban yang ada di lapangan yaitu menggunakan beban 8.160 kg dan 10.000 kg. Analisis yang dilakukan tebal perkerasan menggunakan metode Bina Marga 2013 diperoleh hasil tebal perkerasan dengan lapis permukaan AC-WC sebesar 4 cm, AC-BC sebesar 14 cm, lapis pondasi atas menggunakan CTB sebesar 15 cm dan lapis pondasi bawah menggunakan LPA kelas A sebesar 15 cm. Dari desain tebal Bina Marga 2013 dikontrol menggunakan program KENPAVE dinyatakan aman dan mampu menahan beban sampai umur rencana. Dari ke empat desain yang dikontrol menggunakan program KENPAVE diperoleh tebal minimum yang aman dan dapat menahan beban selama umur rencana dengan tebal surface 18 cm, base 10 cm dan sub base 12 cm. Prediksi umur kerusakan yang terjadi dari semua alternatif berdasarkan regangan yang terjadi adalah rutting, fatigue cracking kemudian permanent deformation. Respon tegangan dan regangan maksimum penyebab terjadinya kerusakan Rutting terjadi di titik lapis permukaan (laston) yaitu kedalaman 18 cm sebesar 0,0001265 kPa. Kerusakan Fatiguepada kedalaman 10 cm sebesar 0,0001248 (titik kritis pada titik bawah lapis permukaan). Sedangkan untuk deformation, tegangan total yang terjadi sebesar 0,0001206 kPa pada kedalaman 10 cm (titik kritis pada titik bawah lapis permukaan). Sehingga terjadi penurunan umur pelayanan sebesar 9 tahun. Kata kunci : Beban kendaraan, Kerusakan jalan, Mekanistik Empirik, Umur Pelayanan jalan, Tebal Lapis Tambah (Overlay) %U http://www.teknika-ftiba.info/teknika/index.php/1234/article/view/219 %J TEKNIKA: Jurnal Teknik %0 Journal Article %R 10.35449/teknika.v9i1.219 %P 10-27 %V 9 %N 1 %@ 2686-5416 %8 2022-08-24